Laman

Jumat, 29 April 2011

peran orang tua dalam pendidikan anak

Keikutsertaan Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Sekolah
Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut [4].
Ø  Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri sendiri
Ø  Meningkatkan capaian prestasi akademik
Ø  Meningkatkan hubungan orang tua-anak
Ø  Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah
Ø  Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap proses pembelajaran di sekolah
Pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metoda untuk dapat melibatkan orang tua pada pendidikan anak, diantaranya dengan:
Ø  Acara pertemuan guru-orang tua
Ø  Komunikasi tertulis guru-orang tua
Ø  Meminta orang tua memeriksa dan menandatangani PR
Ø  Mendukung tumbuhnya forum orang tua murid yang aktif diikuti para orang tua
Ø  Kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak dikombinasikan dengan kunjungan guru ke rumah
Ø  Terus membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-mail, portal interaktif dll)
Ø  Dorongan agar orang tua aktif berkomunikasi dengan anak
Diantara teori pendidikan menyebutkan sebuah paradigma tripartite (tiga pusat pendidikan), yang menempatkan sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai tiga elemen yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan [5]. Dari ketiga elemen tripartite itu, keluarga merupakan fokus utama yang harus mendapat perhatian lebih, karena anak lebih banyak berada di rumah.
Cara Efektif Membangun Jiwa Anak
Sesungguhnya tugas utama pendidikan anak adalah membangun jiwa mereka agar siap menerima berbagai pelajaran dan kelak mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh demi kebaikan sesama. Ustadz Muhammad mengupas pengarahan Nabi Muhammad saw dalam membangun jiwa anak [6], sebagai berikut.
   1. Menemani anak
Persahabatan punya pengaruh besar dalam jiwa anak. Teman adalah cermin bagi temannya yang lain. Satu sama lain saling belajar dan mengajar. Rasulullah saw berteman dengan anak-anak hampir di setiap kesempatan. Kadang-kadang menemani Ibnu ’Abbas berjalan, pada waktu lain menemani anak paman beliau, Ja’far. Juga menemani Anas. Begitulah Rasulullah berteman dengan anak-anak tanpa canggung dan tidak merasa terhina.
   2. Menggembirakan hati anak
Kegembiraan punya kesan mengagumkan dalam jiwa anak. Sebagai tunas muda yang masih bersih, anak-anak menyukai kegembiraan. Bahkan orang tua merasakan kegembiraan dengan riangnya mereka. Oleh karena itu, Rasulullah saw selalu membuat anak-anak bergembira, antara lain dengan cara:
Ø  Menyambut anak dengan baik
Ø  Mencium dan mencandai anak
Ø  Mengusap kepala mereka
Ø  Menggendong dan memangku mereka
Ø  Menghidangkan makanan yang baik
Ø  Makan bersama mereka
   3. Membangun kompetisi sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya
Umumnya manusia, apalagi anak-anak, suka berlomba. Rasulullah pun suka membuat anak-anak berlomba, misalnya ketika beliau membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak ‘Abbas lainnya, lalu bersabda, “Siapa yang mampu membalap saya, dia bakal dapat ini dan itu …” Maka mereka pun berlomba membalap Rasulullah saw sehingga berjatuhan di atas dada dan punggung beliau. Setelah itu mereka diciumi dan dipegangi oleh beliau.
   4. Memberi pujian
Pujian punya pengaruh penting dalam diri anak, sebab dapat menggerakkan perasaan dan emosinya sehingga cepat memperbaiki kesalahannya. Mereka bahkan menunggu-nunggu dan mendambakan pujian.
   5. Bercanda dan bersenda gurau
Canda dan senda gurau akan membantu perkembangan jiwa anak dan melahirkan potensinya yang terpendam. Rasulullah saw menyerukan, “Barangsiapa punya anak kecil hendaklah diajak bersenda gurau!” (h.r. Ibnu Asakir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar